Monday, December 31, 2012

What am I doing at the 1st day of 2013

1 Januari 2013.

Ini pertama kalinya gue tau kalau bisa nulis blog melalui henpon (baca: iPhone) hehe.
Memang sejak beberapa bulan terakhir gue mencoba move on dari blackberry karena 3 alasan: bosen, lagi punya duit utk beli baru, dan ternyata si BB emang udah tanda-tanda akhir jaman alias rusak.
Awaknya rada ribet karena semua kontak ada di BB, jadi gue semacam manusia goa yg susah dicari karena nggak ada BB. Tapi seiring berjalannya waktu, kok gw makin nyaman dan lebih tenang hidupnya dengan melihara si hp baru ini.. Hmm.
Dan mendadak gw jadi anak social media yg paling nggak ketinggalan soal platform socmed yang ada, mulai dari path, instagram, line, instaplace, sampai akhirnya blogger.
Gw pun jadi banyak menghabiskan waktu dengan hp daripada ngobrol sama orang. Gila juga..
Hmm maka sehubungan dengan ditemukannya blogger pada iphone, smoga gw jadi rajin nulis blog.

Amin.

Thursday, August 30, 2012

Bapak, Yesus, dan Pedalaman Papua (dalam rangka 2 tahun berpulangnya Bapak)

Halo guys.. nggak terasa yah, ternyata Pak Yono alias Bokap gue udah nggak ada sejak 2 tahun yang lalu. Tempo hari gue iseng liat-liat koleksi buku Bapak, dan gue menemukan sebuah buku yang isinya kisah-kisah panggilan guru, salah satunya ada cerita beliau juga. Sebenernya ini cerita agak nyangkut ke soal rohani sih, cuma pengalaman Bapak yg kayaknya seru bgt waktu di Papua ini bisa jadi inspirasi buat para calon-calon pengajar khususnya buat teman-teman yang mau daftar jadi Pengajar Muda. Monggo dibaca..

Tri Komando Rakyat (TRIKORA) mengawali saya meninggalkan kampung halaman untuk mencari nafkah sendiri. Saat itu tepatnya di bulan September 1963, saya mendapat surat keputusan untuk ambil bagian dalam kegiatan Trikkora yang dikumandangkan oleh Bapak Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno. Entah apa alasannnya yang mendorong saya untuk ikut Trikora waktu itu. Pada mukanya setelah lulus Sekolah Guru Atas (SGA) tahun 1963, diam-diam saya mengirim surat permohonan untuk mendaftarkan diri dalam program Trikora. Tanpa berharap untuk diterima, hanya sekedar coba-coba saja, saya masukkan sura tersebut di box surat di pinggir alun-alun kota Purworejo. Sebelas hari kemudian, saya menerima panggilan untuk segera berangkat ke Jakarta setelah mengurus dan menyelesaikan surat-surat yang diperlukan. Hari berikutnya saya berangkat meninggalkan kampung halaman tercinta.

Di tengah perjalanan, saya mencermati dan menyadari bahwa panggilan itu berasal dari Majelis Wali Gereja Indonesia (yang sekarang menjadi Konferensi Waligereja Indonesia). Panggilan itu untuk menjadi guru di Irian Barat, yang sekarang bernama Papua.

Setelah sekian hari di Jakarta, akhirnya saya diberangkatkan menuju Surabaya sampai di Makasar. Kemudian melanjutkan pelayaran sampai di Sorong, kemudian Manokwari melewati Biak dan sampai di Merauke. Setiba di Merauke, saya diterima dan ditampung di hotel. Selama disitu, saya mendapat perhatian dari Romo Harjo Sumarto MSC serta para suster yang sudah berkarya disana. Dan untuk mengetahui tugas saya kelak akan ditempatkan dimana, saya menunggu undian tempat yang akan diundi. Tempat-tempat itu antara lain di Tanah Merah, Mindiptama, dan Asmat. Dijelaskan bahwa masing-masing tempat mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Setelah diundi, ternyata saya mendapat tempat tugas di daerah Asmat yang berpusat di Agats. Pada waktu itu dari informasi terbatas yang saya ketahui, daerah ini dikenal dengan orang makan orang dan itu sangat membuat saya ngeri. Penduduk Asmat umumnya belum berpakaian. Romo Hardjo Sumarto MSC berpesan pada saya supaya berhati-hati di tempat tugas yang baru. Beliau memberikan pada saya sehelai kertas yang berisi doa, sambil berkata "Ingatlah, Yesus yang mendampingi!"

Pda waktu itu saya bingung, seraya was-was bertanya dalam hati apa yang akan terjadi nanti terhadap saya. Hari berganti hari terus berjalan, dan apa yang semula saya kuatirkan menjadi kenyataan. Umumnya penduduk desa disana masih primitif, orang-orangnya sebagian besar tidak berpakaian. Masih terjadi orang makan orang, anak-anak mereka pun jarang mandi (lah, anak Bapak juga jarang mandi! hehe -Monik). Orang dewasa sekedar menggunakan rumbia dan koteka untuk sekedar menutupi bagian utama mereka. Di tengah kehidupan mereka semacam itu, saya harus tinggal bersama mereka menjalankan tugas selama di Irian Barat selama lima tahun. Banyak suka-duka, pengalaman mengelikan, mengerikan, ditambah kebingungan dengan tata cara hidup mereka.

Dari daerah Agats, saya dikirim lagi ke suatu tempat yang bernama Ewer. Ada pengalaman yang mengejutkan sekaligus mengharukan pada saat tiba di daerah ini. Kedatangan saya di Ewer disambut orang dewasa dan anak-anak tanpa pakaian. Dan saya langsung digendong, diarak ramai-ramai di tengah mereka. Bayangkan, betapa aroma badannya yang jarang mandi, yang sudah barang tentu baunya....... Saya tidak tahu dan tidak mengerti bahasa mereka, namun beruntungnya ada orang setempat yang bersedia menjadi juru bahasa untuk saya.

Tugas saya disitu adalah mengajar pelajaran sekolah umumnya dan pelajaran agama, padahal saat itu saya belum Katolik. Saya mengajar agama berpegang pada buku yang diberikan Pastor Miller OSC dari Amerika Serikat yang berkarya di daerah itu. Pastor mengatakan pada saya, "Bapak harus bisa mengajar agama, karena Bapak seorang guru." Tugas saya lainnya selama di daerah ini selain mengajar yaitu menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan. Seperti yang saya lakukan: memberi obat kepada mereka yang sakit, melerai orang-orang bila terjadi perkelahian diantara mereka. Bayangkan bagaimana meleraikan orang yang berkelahi, sedangkan saya tidak tahu bahasa mereka. Pengalaman unik tatkala meleraikan perkelahian antara mereka. Pada waktu mereka berkelahi saling memukul, saya menancapkan sebatang kayu yang ujungnya dipasang bendera merah-putih. Anehnya begitu kayu berbendera merah putih saya tancapkan, mereka tanpa banyak kata pulang ke rumah maising-masing.

Setelah satu tahun lamanya saya bertugas di daerah Ewer, Pastor Miller OSC menawarkan untuk membaptis saya. Namun saya menolak dengan alasan saya belum belajar agama Katolik untuk baptisan. Eh Pastor ini mengatakan kepada saya: "Bapak tidak usah belajar, karena Bapak kan juga sebagai guru agama." Akhirnya saya dibaptis Katolik oleh Pastor Miller OSC.

Lima tahun saya sudah lalui dan saya mendapat surat bebas tugas untuk kembali ke Jakarta. Setiba di Jakarta, saya belum ditempatkan lagi di daerah yang baru, akhirnya saya melamar menjadi guru di Yayasan Budi Mulia. Tahun1983, saya meninggalkan Yayasan Budi Mulia karena ditempatkan di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sedang sore harinya saya mengajar di Sekolah Swasta umum bidang studi umum. Dan empat tahun lalu saya diminta mengajar agama oleh sekolah yang sama. Saya tidak dapat menolaknya karena tidak ada guru lain yang Katolik. Untuk menambah pengetahuan keagamaan dan wawasan tambah guna mengajar agama, saya kerap mengikuti pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan keuskupan.

"Sesungguhnya sulit bagi saya untuk menjadi guru agama, karena pengetahuan yang minim, latar belakang keguruan saya bukan agama. Namun setelah proses perjalanan mengajar dan pengalaman bersama anak-anak dalam menyampaikan pelajaran agama, kesulitan itu dirasa berkurang. Entah sampai kapan saya menjadi guru agama. Saya merasakan selama menjadi Katolik, Tuhan Yesus senantiasa mendampingi dan memberikan rahmatNya pada saya. Khususnya saya diberi kesempatan bertugas menebarkan benih-benih kristiani di hadapan anak-anak yang beranekaragam latar belakangnya."

YOU DID IT PERFECTLY FATHER! I AM A PROUD DAUGHTER!
miss you soooooooo much!

Love, your jarang-mandi daughter.

Secuplik Memori tentang Bapak


Well, bentar lagi kami sekeluarga memperingati 2 tahun 'pulangnya' Bapak ke rumah Tuhan..
Masih sedih? Pastilah. Bokap gue asli orangnya baik. Bukan karena gue anaknya, tapi pengakuan itu datang dari orang-orang yang kenal beliau. Gue aja barusan mewek pas bikin stiker buat suvenir besok. Tiap liat foto bokap lagi ketawa, gue seneng tapi sekaligus pilu juga. Karena senyum itu cuma bisa gw liat dalam bentuk gambar..

Bokap yang dulu ngga pernah maksa gue buat ngerjain kerjaan rumah (dia lebih milih untuk kerjain sendiri), bokap yang gak pernah maksa gue untuk sekolah di sekolah pilihannya, bokap yang selalu setia nganterin gue ke sekolah.

Gue jadi inget waktu TK, waktu gue ditinggal bokap gw cuma diem, gak nangis kayak anak-anak lain..

Gw inget waktu SMP, bokap nungguin gue pulang sekolah sampe ketiduran di atas motor vespanya.. Sampe semua temen gue kenal sama bokap gue yang setia sama vespa kesayangannya.

Gue jadi inget waktu SMA, gw dengan kurang ajarnya males-malesan tes di Sanur, malah maunya sekolah di tempat yang jauh. Ketika keterima di Tarki gue janji kalo gue mau berangkat sendiri ke sekolah, tapi ternyata bokap gue gak tega ngebiarin gue naik bis dan malah nganter gue ke sekolah. Coba aja bayangin, dari Kemayoran ke Kebayoran Baru terus dia abis itu pergi ke Kota? Belom lagi drama gue waktu masuk SMA, bokap gue suruh nawar ke Kepsek Gonz untuk nego supaya gue diterima di Gonz.. dan beliau bener melakukan itu.

Gw jadi inget waktu gue ujian SPMB, bokap beli 3 koran yang berbeda, dengan alasan polosnya, "Ya siapa tau kalo nama kamu gak nongol di koran yang satu, eh bisa nongol di koran yang lain." OHOOKK gw langsung ketawa! Bapak.. bapak.. ya gak mungkinlah namaku munculnya gak merata di koran lain kalo emang gak diterima! :D

Inget lagi waktu les inggris.. Bokap setia anter jemput, kalo dapet nilai Excellent pasti langsung ditraktir Jecky. Hehehe. Sampe Ms. Imelda hafal sama bokap, sampe Mas Jecky juga hafal sama bokap. Sampai suatu hari Mas Jecky nanya, "Apa kabar Bapak, Mbak?" dan gue cuma bisa jawab, "Bapak udah ga ada, Mas Jecky."

Gue inget 2 tahun lalu, tanggal-tanggal segini adalah hari dimana gue ibarat ngekos di RSPAD.. gak ngekos juga sih, tapi semacam pindahan tapi ganti-gantian. Nungguin bokap di rumah sakit, yang udah nggak sadar, mungkin beliau udah jalan-jalan.

Gue selalu inget, saat kami melarang bokap untuk hujan-hujanan ke Paskalis, demi ikut pertemuan pemandu kitab suci, kalo gak salah hari Senin. Bokap akhirnya diongkosin naik bajaj supaya gak terjadi apa-apa di jalan.

Gue inget, hari Selasa tgl 17 Agustus 2010, itu adalah hari terakhir gue novena St. Antonius bareng Bokap. Karena pas lagi hari kemerdekaan, kita sebelum misa nyanyi lagu Indonesia Raya, dan bokap langsung pasang sikap sempurna kayak lagi upacara, nyanyi Indonesia Raya dengan mantap..

Gue inget hari Rabu gue ulangtahun dan nyokap masak bakso karena gue suka bakso, dan bokap malah makan rawon hari kamisnya. dan ya.............................

Jumat bapak ambruk dari tempat tidur.
Selama kurang lebih 3 minggu bapak terbaring di rumah sakit, dengan kondisi sadar cuma 3 hari, selebihnya nggak.. Gw inget bokap makan anggur untuk terakhir kalinya saat dia sadar.

Gue inget gue kasih ciuman terakhir buat bokap sesaat dia menghembuskan nafas terakhir.. Di saat masa kritis bapak masih ngeh kalo anaknya belum kumpul semua.. dia belum mau pergi sampai semua ada disitu.

Gue inget akan niat pelayanan bapak buat orang-orang gak setengah-setengah. Total. Gue merasa bapak benar-benar perpanjangan tangan Tuhan. Gue bangga akan kesan-kesan orang kepada Bapak. Gue bangga saat lihat begitu banyak orang yang meluangkan waktu untuk melihat Bapak terakhir kali.. Everybody loves u, Pak..

Pak, Monik udah beleweran air mata. Udah ya Pak. Love u so much Pak.

How are you up there Pak?

Sunday, July 29, 2012

Galak.

Guk! Guk! Guk!
Hari ini gua menyalak terus.
Mungkin sedang dalam masa sensitif tingkat tinggi, bawaannya menegangkan urat leher sambil mengeluarkan suara menggelegar.
Gue denger udah ada tiga orang yang bilang gue galak banget.
Dan gue baru ingat, masa ini adalah masanya gue.
Para LEOnista. Gadis-gadis berzodiak Leo yang nista. Hahaha.
Apa perlu gue pasang di leher gue,
"AWAS, ANJING GALAK!"

Wednesday, June 20, 2012

Beberapa Pertanyaan yang (Mungkin) Tidak Terjawab Seumur Hidup

Pernah mendengar pepatah "semakin banyak tahu, maka semakin sadar kita bahwa banyak pula hal yang belum kita ketahui"?

Gue dari kecil punya kebiasaan yang rada ngeselin, yaitu suka nanya hal-hal absurd ke orang, dan kalo gak bisa jawab guenya maksa terus marah. Hahaha. Sekarang pas udah gede sih udah gak segitu frontalnya, tapi dulu gue suka bikin pusing orang-orang tua yang gue paksa untuk kasih kejelasan. Berikut pertanyaan gue yang mungkin ampe sekarang pun belum ada yang bisa jawab secara faktual dan terpercaya.

1. Jika dikatakan bahwa Adam dan Hawa adalah manusia pertama, dan mereka memiliki 2 anak, dan keduanya adalah laki-laki, lalu kita ini keturunan siapa? Berasal darimana? (Pertanyaan ini pernah saya lontarkan kepada ayah saya, ketua lingkungan, pastor, guru agama, orang nggak kenal).
Perkiraan jawaban saya: Adam memang manusia pertama, tapi bukan tidak mungkin Tuhan menciptakan manusia kedua, ketiga, keempat, dst; namun tidak pernah diceritakan di kitab suci / catatan sejarah lainnya. Jadi, kemungkinan anak Adam, atau anak manusia angkatan pertama lainnya saling berpasangan dan beranak cucu hingga sekarang. Tapi ingat cerita tentang Nabi Nuh yang selamat dalam bencana besar air bah? Hanya keluarga dia yang selamat, berarti kita semua keturunan Nabi Nuh dong? (pertanyaan beranak-pinak)

2. Yang benar mana, manusia diciptakan sejak Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya ATAU manusia berasal dari revolusi kera?
Kalau ini sih sudah sering dibahas ya.. Kalau kata guru sejarah saya, sejarah dengan agama itu sesuatu yang tidak bisa digabung. Ibarat rel kereta, mereka berada di posisi berseberangan, yang jika digabung akan mencelakakan kereta yang berjalan di atasnya. Tapi gimana dong? Gue tetep aja penasaran mana yang bener.. Penasaran secara manusiawilah, dan ini belum ada perkiraan jawaban, jadi yang bisa jawab gue kasih goceng.

3. Di luar galaksi bimasakti, apakah ada semacam galaksi bimasakti lainnya? Artinya ada matahari lain, bumi lain, dan planet-planet lain yang memiliki "kehidupan"nya sendiri.. Jika ada, apakah peradaban mereka lebih maju? Apakah mereka tahu kalau ada galaksi lain pula?
Perkiraan jawaban: Menurut saya sih ada.. Saya yakin kalau diluar galaksi ini ada kehidupan yang terpisah jauh dengan kita. Mengingat langit itu luas dan tak ada ujungnya, dan entah mereka tinggal di sebelah mana.

4. Dimana tukang sol sepatu langganan Ayah gue? Karena gue udah gak bisa nanya lagi ama beliau.. T___T

Pertanyaan nomer 4 paling ngga meaning. :|
Hehehe.
Gue rasa sih hampir semua orang punya pertanyaan masing-masing yang bingung juga siapa yang bisa menjelaskan. Saya jadi ingat kata seorang teman yang memperkenalkan pepatah di atas itu kepada saya saat saya menanyakan perihal asal usul manusia, dia cuma tertawa dan bilang,
"Mon, kalo gue bisa jawab pertanyaan lo secara tepat, mungkin sekarang gue udah kaya raya dan diundang ke berbagai talkshow. Tapi anak yang punya kemampuan melihat masa lalu aja juga bakal bingung lo tanya begitu. Lo tau nggak, semakin banyak tahu, maka semakin sadar kita bahwa banyak pula hal yang belum kita ketahui. Jadi belajarlah lo untuk menghormati misteri alam dan segala isinya." Dialog ini terjadi saat gue masih SMA dan yang gue ajak ngomong juga masih SMA.

Di lain waktu, gue pun pernah menanyakan sesuatu yang sejenis ketiga pertanyaan di atas, dan malah ditanya balik, "lah menurut lo sendiri gimana?" dan gue bilang (karena udah kehabisan argumen), "ya mungkin emang rahasia Ilahi kali!" eh yang diajak ngomong malah bales, "dasar manusia, apa-apa yang ngga kejawab pasti langsung nyalahin rahasia Ilahi. Hahaha." lah? Jadilah gue bingung.

Dan semakin tambah tua, pertanyaan-pertanyaan tak-jawab-able itu terus bertambah. Yang 3 poin di atas itu cuma seujung kuku dari pertanyaan-pertanyaan gue yang sama jumlahnya kayak pasir di laut. Entah kapan bisa kejawab.

Saturday, June 16, 2012

Mahakarya Ahmad Dhani & Dewa 19

Pada tanggal 13 Juni 2012 lalu, gue berkesempatan untuk menonton Konsernya Mahakarya Ahmad Dhani & Dewa 19 yang disponsori temen gue Anna. Putri daerah dari Papua ini adalah salah satu teman dekat gue sewaktu aktif di Misdinar, dia tinggal menetap di Papua dan sekarang sedang menjalani perjalanan dinas di Jakarta. Sekalianlah kita ketemuan dan gue ditraktir nonton konser ini. Pada mulanya gue ngga terlalu tertarik dengan Ahmad Dhani dan artis-artisnya, tapi setelah diajak (dan ditraktir), apa salahnya gue untuk ikut nonton kan. Jadilah kami mengejar tiket dan berangkat ke JCC Senayan untuk menjadi saksi konser karya musisi yang rada belagu ini, hahaha.

Kami tiba di JCC kira-kira pukul 6 sore, dan diawali dengan kaget melihat antrean masuk yang sangat panjang.. Yah. 11-12 sama ular tangga. Dan calo yang bertebaran. Ada yang nawarin tiket, ada yang mau beli tiket, wah! Sebodo teuing sih, toh kita udah pegang tiket, langsung masuk antrean pintu masuk. Gue baru pertama kali nonton konser gede begini (biasanya cuma acara tahunan SMA dan mini concert) rada kaget juga ngeliatnya. Dari sini kita melihat bahwa Event Organizer bekerja kurang profesional. Masa pintu masuk cuma ada 6 dan kelas tribun yang notabene penontonnya bujug buset banyak begini suruh masuk dari 1 pintu? Belum lagi ketika sudah di depan gate, orang yang antre di depan saya ternyata memegang tiket palsu. Huahaha kasian sekali deh. Setelah masuk gate, ternyata penderitaan belum berakhir saat melihat pintu tribun ternyata belum dibuka, padahal konser dimulai setengah jam lagi! Memiliki perasaan yang sama dengan saya, orang-orangpun jadi tidak sabaran dan jadi cenderung emosi dengan petugas EO. Setelah misuh-misuh bersama penonton lain selama hampir 1 jam, akhirnya pintu tribun dibuka pada jam.... 8.20. Duh, jamnya pada terbuat dari karet gelang kali yak?

Kami pun yang sudah tidak sabar untuk masuk langsung merangsek saling dorong-dorongan.. Serasa mau nonton dangdutan deh ya. Aksi rebutan bangku pun tak terelakkan lagi, semua jadi brutal! Hahaha. Penderitaan masih berlanjut lagi saat mengetahui konser akan dimulai pukul 9 malam.. Bedegh. Saya jadinya tidur-tidur dulu karena sudah keburu lelah mengantre di depan tadi.

Akhirnya konser pun mulai pukul 9! Dibuka oleh penampilan energik dari Agnes Monica dan Mulan Jameela tampaknya belum membangkitkan energi penonton yang sepertinya haus akan Dewa 19 dengan formasi lama, hingga ketika suara Ari Lasso mulai terdengar, bersoraklah para penonton dengan gembira. Dewa 19 pertama kali membawakan lagu "Restoe Boemi" yang sebetulnya dulu pada saat Dewa 19 masih berjaya, lagu ini jarang dibawakan di panggung. Yang saya dengar dari media, Ahmad Dhani sempat meneteskan air mata saat memainkan lagu Restoe Boemi ini. Ya, saya pun juga merasakan energi yang sempat padam telah berkobar ke
mbali. Ari Lasso menyanyikan 4 lagu, yang selanjutnya adalah "Elang", "Cinta kan Membawamu", dan "Aku Disini Untukmu" sebelum akhirnya kembali ke belakang panggung. Ini foto yang saya ambil dari media-media online.


Nah disini mulailah saat-saat membosankan. Saya melihat penonton lain (termasuk saya) memang terfokus pada keinginan untuk menonton Dewa 19 reuni, bukannya artis Republik Cinta Management yang lain. Lucky Laki yang membuka penampilan bintang tamu, menyanyikan lagu "nasional" keluarga Ahmad Dhani yaitu "BlackDog" dari Led Zeppelin. Lalu Mahadewi yang terlihat tidak istimewa (karena mantan personilnya tidak diajak, apa bagusnya jadinya?), Titi DJ, Regina Idol yang berduet dengan Judika menyanyikan lagu duet Ahmad Dhani - Agnes Monica (judulnya saya lupa) dan ini keren, lalu Sean Idol, Afgan, Vina Panduwinata, Triad, Dion Idol, Mulan Jameela. Nah ini seru sekaligus gila tapi keren! Saat Mulan Jameela keluar panggung, jeda lagu, sampai turun panggung, penonton selalu mengiringinya dengan HUUUUUU... hahaha parah! Sehabis Mulan ada Agnes Monica, Mahadewa, huh tingkat kebosanan sudah memuncak karena saya sepanjang selingan ini lebih banyak main hp daripada menonton.

Dan ini dia yang ditunggu-tunggu! ONCE! Dari pertengahan konser, nama Once sudah diteriakkan berkali-kali dengan nada teriakan MANA NIHHH??? Finaleh, dia muncul dan langsung menghajar penonton dengan "Arjuna Mencari Cinta". Suara Menado khasnya yang saya bilang norak-norak-bagus masih sama seperti saat dia masih menjadi vokalis Dewa. Dashyat! Eh tiba-tiba Once masuk lagi ke backstage. LAH KOK? Oh ternyata penampilannya diselingi oleh Yoda Idol yang menurut gue malah merusak suasana setelah Once muncul. Kayaknya jomplang banget deh.. Lalu Ari Lasso muncul lagi dengan "Satu Hati", "Kirana", "Bukan Siti Nurbaya" dan satu lagu yang katanya baru dibuat 3 bulan yang lalu, "Kangen" (yeee!) terus Once nongol lagi nyanyi lagu "Separuh Nafas".

Setelah Once nyanyi Separuh Nafas, tiba-tiba seluruh kru panggung bubar dan tampaknya konser telah selesai tapi suasananya nanggung! Penonton kebingungan dan gue merasa kalo konser ini emang belum selesai. Ternyata bener, Ari dan Once muncul lagi dan berduet "Kamulah Satu-satunya". Penonton semakin panas dan sepanjang lagu (sejak Once muncul sih) tanpa ada yang memberi aba-aba langsung koor lagu-lagu Dewa yang udah akrab di kuping kita dari dekade 90-an. Dan duet mereka akhirnya benar-benar mengakhiri konser ini.

Konser yang berlangsung selama 4 jam ini bener-bener mengobati kerinduan para Baladewa, khususnya Baladewa 19 dimana saat Ari Lasso dan Once masih ada di dalamnya. Penampilan yang belum tentu terjadi lagi di masa yang akan datang, telah memberikan fakta bahwa dua mantan vokalis Dewa 19 ini masih punya penggemar setia. Yah, selamat buat Ahmad Dhani yang atas kesuksesan konsernya, tapi lain kali jangan ngaret dan kebanyakan bintang tamu ya! Bosen tauk!

*tadinya mau upload foto lain, tapi kok malah jadi berantakan postingannya ya.. :S

Tuesday, May 15, 2012

Pure Saturday, Band Legendaris di Mata Saya

Saya sedih.
Karena saya tidak bisa menyaksikan PS The Grey Concert yang berlangsung hari ini di Gedung Kesenian Jakarta. Huaaaaa. Sebab akibat B. Karena Bokek jadi Bete.

Saya sebetulnya sudah mengetahui acara ini sejak sebelum tiketnya dijual, namun karena status saya yang masih pengangguran menghalangi saya untuk pikir-pikir 1000x untuk membeli tiket, dan keputusan akhirnya adalah TIDAK BELI YEY! dan yang saya tuai saat ini adalah penyesalan. 

Untuk melipur lara saya akan hal ini, dari sore saya ber-youtube dan ber-googling ria di depan layar laptop untuk sekedar mendengarkan lagu-lagu mereka. Konser sendiri bok. Googling lagu dan lirik, udah deh, asik sendiri guah! Dan karena keasikan itu pula, saya sudah merasa senang dan ini adalah obat yang manjur untuk mengobati luka batin saya akibat kegagalan nonton konser (lebay lo, cih.)

Saya jadi ingin cerita sedikit mengenai pengetahuan saya terhadap Pure Saturday. Kalo dipikir-pikir kan band ini eksis pada dekade 1990-an (dimana saat itu saya masih ketjil banget) dan merupakan band indie pertama yang kiprahnya sukses di kalangan anak muda masa itu. Kok bisa sih gue tau??? (lebay loooo!)

Jadi, saya pertama kali tahu lagu-lagu mereka dari siapa lagi tak lain tak bukan yaitu kakak saya laki-laki saya yang bernama Mas Wawan. Pada saat itu, dia seringggg banget muter kaset album pertama Pure Saturday sambil nyanyi-nyanyi sendiri juga (sama seperti yang saya sedang lakukan sekarang). Dan berikut teman-teman dia yang lainnya yang suka main ke rumah. Pokoknya hits banget deh! Lagu-lagu mereka akhirnya akrab di telinga saya. Sebenarnya selain PS, ada juga kakak perempuan saya Mbak Wida, dulu suka memutar lagu-lagu Jingga, band yang saya pikir juga ada di jalur independen. Yap, dua band itu sudah masuk di dalam memori masa kecil saya. 

Salah satu video klip PS yang sangat tidak mainstream di masa itu, dan lagu ini yang terngiang-ngiang di telinga saya selama bertahun-tahun! 


Nah memang pengetahuan musik saya waktu kecil memang banyak dipengaruhi oleh kakak-kakak saya. Apa yang mereka dengarkan, ya saya pasti tahu! Nah itu kan kalo gak salah sekitar tahun 1996-an, saya kira-kira duduk di kelas 2 SD. 

Kemudian, waktu berjalan terus hingga saya lulus SD, masuk SMP, lulus SMP dan akhirnya SMA. Ketika tahun 2005, sekolah saya mengadakan acara tahunan di bulan September. Kebetulan angkatan kakak kelas saya sebagai penanggung jawab acara itu sepertinya menyukai band-band indie, terbukti dari guest star list yang ada. Saat itu saya belum terlalu ngeh dengan guest star list, saya hanya tahu beberapa saja. Dan ketika PS naik panggung dan menyanyikan lagu "Kosong", kuping saya langsung berderik-derik dan spontan saya berujar, "Eh ini lagu siapa sih?? Kok kayaknya gua sering denger yah???" Terus saja saya penasaran hingga akhirnya saya mendekati panggung dan mengamati dengan serius siapa yang bernyanyi lagu ini. Dan setelah saya ketahui itu adalah Pure Saturday, saya menjawab dengan riang seperti menemukan jarum di tumpukan jerami, "OH IYA GUE TAUUUU!!! INI KAKAK GUE SERING NYANYI-NYANYIIN NIHHH!!" Belum selesai dengan perasaan riang itu, selanjutnya Jingga naik panggung, dan menyanyikan lagu yang familiar juga di kuping saya. Oh, betapa bahagianya saya saat itu!

Sejak saat itu saya jadi sering mengikuti perkembangan jadwal manggung mereka. Seringnya sih di acara sekolah tetangga atau di acara sebuah radio. Saya pun juga jadi suka dengan lagu-lagu mereka, mungkin karena sudah mendapat tempat di memori saya dan ya, memang enak lagu-lagunya. Di dekade 2000-an ini kan musik Indonesia bunyinya seragam. Hanya yang tertentu saja yang memiliki ciri khas. Hahaha. Dan saya amat gembira ketika saya menemukan kaset album PS yang pertama, yang dulu sering diputar kakak saya. Namun sayangnya ketika saya putar kembali, suaranya sudah agak-agak soak. Yah maklumlah, namanya juga masih pakai pita. 

Yang saya salut dari band ini, biar dikata muncul sejak tahun 1996, tapi mereka bisa eksis sampai sekarang dan lintas angkatan! Saya sempat heran ketika menghadiri sebuah acara musik, dimana penonton Pure Saturday tidak hanya penggemar 'angkatan tua' (seperti seumuran kakak saya hehehe, yang SMA di tahun 1996) tapi banyak juga 'angkatan muda' yang berusia di bawah saya, tapi pengetahuannya tidak kalah dengan yang tua. Di mata saya, mereka telah berhasil mempertahankan posisinya sebagai band indie pelopor yang bisa terus ada dan dikenal hingga sekarang. Bukti lainnya adalah, betapa banyak penggemar PS (kalo ngga salah disebutnya Pure People) sangat antusias dengan diadakannya Konser dan Launching Album Baru mereka hari ini. (saya juga, tapi bisanya cuma nelangsa di rumah T____T)

Yah, saya kalau ditanya banyak secara detail tentang band ini, saya juga belum tentu bisa menjawab sih. Karena prinsip saya dalam menyukai musik adalah "ini enak di kuping gue ya gue suka!" tanpa harus pusing memikirkan siapa personilnya, jumlahnya berapa, dari album yang mana, terkenal atau nggak. Maka itu kadang saya suka musik independen, tapi di lain waktu bisa saja saya suka musik seriosa klasik. Hehehe. Seperti hilang fokus ya? Nggak juga sih.

Dan pada hari ini, mereka menelurkan album mereka yang paling baru bertitel "Grey" dengan new singlenya "Lighthouse". LAGUNYA ENAK SETENGAH MATI, SUMPAH. Lagunya bisa didengarkan DISINI. Dan ini teasernya (hahaha beda banget kualitas gambarnya sama video klip mereka pertama, pertanda zaman sudah berubah, Bung!)


SELAMAT LAUNCHING ALBUM, PURE SATURDAY! SEMOGA SUKSES SELALU!

Monday, April 23, 2012

Secolong Curhat dari Seorang Pengangguran

GILA GUE MALES BANGET NULIS YA.

Hal ini dibuktikan dengan tanggal postingan gue yang terakhir tahun 2010. LAMA GEEELA.
Ehm, sebenernya gue bingung sih mau nulis apa, karena ujung2nya pasti ngebahas ngga penting. Jadi..ya cerita aja ya. OKEH.

Gue sekarang sudah berada di tahun 2012, dimana sudah hampir 4 bulan titel Sarjana Ilmu Komunikasi ikut nimbrung di belakang nama gue. Bangga? Jelas, karena untuk memperoleh itu gue harus menghabiskan 4 tahun di kampus, belajar dan bermain (walaupun sudah jelas banyakan mainnya daripada belajarnya), menghabiskan dana sekitar 60 juta (belum termasuk jajan, transport, dan uang bikin tugas). Tapi rasa bangga itu kayaknya cuma ada sebentar, karena kenyataannya gue menyadari bahwa gue sedang memasuki babak kehidupan selanjutnya yaitu cari kerja. This is the hardest part of my life, so far.

Hahahaha. Ih kesannya gue gak bersyukur banget ya, kayak gitu aja dibilang berat? Iya, soalnya gue itu tipikal orang yang banyak milih, banyak mau, dan hal itu membuat gue kesulitan dalam cari kerja. Kebetulan gue punya cita-cita yang sangat mulia, yaitu JADI PEGAWAI NEGRI SIPIL. Ketawa? Silakan. Gue pun juga akan menertawakan hal itu kok. Hahaha. Dan lo tau, gue hidup di masa keapesan, dimana amsiongnya, tahun ini tidak ada penerimaan calon PNS. Sokooorrr!!!

Gue mencoba untuk mencari lahan pekerjaan lain, dan tetep mengedepankan standar (yang terlalu tinggi) hahaha, selalu lolos di psikotest serumit apapun, tapi keok di interview. Entahlah.. Mungkin gue salah jawab, atau kejebak sama pertanyaan interviewer yang mematikan.

Maka sekarang jadilah gue yang pengangguran, yang lebih banyak di rumah, bantuin jaga 2 ponakan laki-laki gue yang bandelnya naujubilah. Untung mereka lucu, kalo nggak mungkin udah gue jual. Hahaha. 

Kadang gue mikir lagi, apa gue itu tipe orang yang ga bisa kerja ya? Bisanya cuma belajar.. Merekam teori, tapi pada prakteknya nol besar. Terus apa gunanya?

Gue sempet merasa salah sih, karena pada awal tahun 2012, gue sempet ngomong sama diri gue sendiri, "Tahun 2012 bukan tahun kejayaan gue." Sekarang baru berasa kalo itu bener-bener terjadi dalam hidup gue. HAHAHA 

Setiap gue bengong (di rumah) gue selalu bersikap santai sambil berpikir, "AH, ya kalo emang udah waktunya pasti gue juga dapet kerja.." MIKIR DOANG, tapi nggak jalan. Hahahaha.