Wednesday, December 4, 2013

Lagu Favorit di Bulan Desember

Gak kerasa udah masuk bulan Desember.

Di bulan ini, karena gue dan beberapa teman banyak yang bakal merayakan Natal, mulailah isi Path, facebook dan sosial media lainnya isinya lagu Natal, yah sebut aja "All I want for Christmas is you", "White Christmas", "Jingle Bells", dan lainnya.  Tapi beda ama gue, kayaknya gue nggak kena banget dengerin semua lagu ini! Hahaha.

Gak ada maksud buat berhenti ngerayain Natal sih, gue lebih seneng dengerin lagu Natal yang liturgis, ngerti gak? Kayak "Oh Sanctissima", "Transeamus", atau "God bless us everyone"-nya Andrea Bocelli. Kalo lagu yang terakhir sih karena gue nonton Christmas Carol dan kebetulan lagu tsb jadi soundtracknya dan pesan dalam lagu passs banget, tentang keluarga, dan ini akan indah juga ketika lo bawain ketika pernikahan (ini cita-cita gue sih sebenernya). 

Tapi sebenernya yang mau gue bahas bukan itu sih (ah random banget sih lo??)
Kenapa gue nggak terlalu 'kena' saat muter lagu Natal ala negara barat itu? 

Padahal gue juga punya cita-cita Natalan di Rockefeller NY, tapi gini kira-kira alasan gue:
Di bulan Desember, playlist gue penuh dengan lagu-lagu independen Indonesia yang beraroma sejuk (halah) macem Efek Rumah Kaca, Float, Sore, dll. Apalagi Desember-nya Efek Rumah Kaca.. Beuh! Lagu wajib buat diputer sejak tanggal 1. Mana lagi Jakarta identik dengan hujan yang bikin suasana jadi makin adem dengan iringan Desember ERK. *seruput teh panas*

Coba deh liat aja liriknya: 

"Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan Desember,Di bulan Desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi,
 Meneteskan duka meretas luka Sampai hujan memulihkan luka"

Gilaaa ini dashyat banget liriknya! 
Sumpah ini paling pas banget, aku merekomendasikannya untuk kalian daripada galau dengan lagu-lagu geje. Sejujurnya, gue jadi rada dikit gundah sih pas dengerin ini. Hahaha. 

Jadi, sore ini hujan dan bingung lo mau ngapain?
Cukup duduk dan browsing (jika sinyal bagus), dengerin lagu ini dan nikmati setiap bunyi yang mampir di telinga lo. Oia jangan lupa kopi/tehnya dalam satu gelas besar. 

Klik link dibawah ini untuk tau lagunya:

NB: kalau mau nambah kesyahduan hujan di bulan Desember ini, tapi hujannya gak turun-turun, ada satu tips lagi dari gue:
Masuk kamar, nyalain AC sedingin mungkin, duduk dan browsing, dengerin Desember, sediakan kopi/teh dalam jumlah besar. Terus buatlah efek hujan sendiri dengan klik web yang memutar suara hujan nonstop sesuka elo disini.


Selamat menikmati hujan!

Tuesday, November 12, 2013

Movie Review: Pee Mak Phra Kanong

Bosen ngomongin yang serius-serius, mulai sekarang coba nulis review film yee!
Secara gue salah satu movie freak tapi gak freak-freak banget sih. Cukup garis keras, alias kalau gue gak suka sama genre filmnya pasti gak bakal gue tonton, APALAGI YANG NAMANYA FILM HOROR!

Etapi tapi, kenapa #MovieReview pertama gue malah film horor yah? Seperti yang lo belum tau, gue anti banget ama film serem. Karena prinsip gue, nonton itu adalah sarana penghiburan, kalo nonton serem yang ada bukan hiburan tapi makin stres sih guah! Hahaha. Tapi PEE MAK PHRA KANONG ini lain bro..

Jadi, pertama kali gue kenal film PEE MAK PHRAKANONG dari guru les inggris gue, namanya Miss Angel. Nah saat jam les, kita disuruh untuk menceritakan kembali film yang sudah kita tonton bareng, hingga saatnya: nonton film apa lagi ya? Nah jeng jeng jeng... Miss Angel mengeluarkan kepingan DVD sambil ngomong, "Nonton ini aja ya, Pee Mak, film horor!" HUAAAA.. GAK MAUUUUU. Gue meronta-ronta sambil goles-goles kaki gak mau, tapi yang jelas singkat cerita akhirnya kita nonton deh dan sumpah... absurd banget film ini, dan akhirnya gue berniat untuk memcari DVDnya (karena nobar bareng Miss Angel-nya gak kelar).


Pee Mak Phra Khanong Movie Poster
Nah mari kita mulai reviewnya! (SPOILER ALERT!!!) Berpegang pada info bahwa film horor Thailand itu seremnya ampun-ampunan, gue udah siap sarung untuk rajin-rajin tutup mata kalo ada musik jeng-jeng dikit. Di awal film kita disuguhkan dengan latar perang Siam yang diperkirakan berada pada jaman tahun 1900-an, Thailand masih banyak desa. Ceritanya adalah seorang istri bernama Nak dan anaknya yang selalu menunggu sang suami bernama Mak saat perang berlangsung. Nah ternyata, ketika Mak masih berjuang di medan perang, si Nak yang sedang hamil ini mati ketika berusaha melahirkan seorang diri dan mulai menghantui penduduk desa.
Disebutlah teman-teman Mak yang mengantar Nak untuk pulang ke desa setelah perang usai. Ada Shin, Aey, Puak, dan Ter. Muka mereka lucu-lucu banget.  Nih dia:

empat sekawan yang memeriahkan film

Mereka berempat awalnya tidak tahu bahwa si Nak istri Mak ini sudah meninggal, namun satu-satu diberi penglihatan dan akhirnya hendak memberitahukan Mak yang masih keblinger juga kalau istrinya ini sudah jadi hantu. Intinya ini sih cerita tentang kesetiaan (atau keegoisan?) seorang istri pada suami meskipun udah beda dunia. 


love scene antara Mak dan Nak


tatapan mata Nak bikin merinding disko. Serem beudh!

NAHHH! (kaget gak?) Film ini secara keseluruhan lucu banget, semua scene patut ditertawakan, kita bisa ketawa tepat pada waktunya. Walaupun cerita utamanya adalah tentan Mak dan Nak, tapi keempat temannya ini benar-benar membawa aura segar, alias ngakak mulu sepanjang waktu. DImulai dari Puak yang genit pada Nak, Ter yang lagi buang air besar dan menemukan jasad Nak kemudian lari hingga disengat tawon, teman-teman yang pada MT (makan temen) karena menyuruh Shin makan ulat, permainan tebak gaya, dll, dan menurut gue yang menjadi GONG alias scene paling parah lucunya adalah saat Shin, Puak, Ter, Aey hendak pulang dalam kondisi ketakutan dari rumah Mak, ternyata dari belakang diikuti oleh Nak, dan mereka pun naik perahu dengan maksud meninggalkan secepat mungkin rumah Nak. Namun yang terjadi adalah justru, PERAHUNYA MUTER BALIK KE ARAH NAK LAGII! Hahahaha ini sumpah gobloknya minta ampun sihhhh... 


joget tentara Thailand ini termasuk funny scene juga!

Gue udah cukup sering nonton film ini (lebih dari 10 kali! kayaknya), dan dialog dengan bahasa Thailand ini memang bikin ketawa berat sih. Dan OH! scene yang mulai serem adalah pada saat semua udah tau kalo Nak ini hantu, tapi cara mereka untuk mencari tahu Nak hantu lucu banget sih, pake yel-yel dulu dan ribet banget. Hahaha. Namun ada scene yang agak membosankan, saat berada di roller coaster dan saat Mak-Nak sedang saling menyatakan di kuil. Antara bosen atau karena keseringan nonton sih hahaha.


salah satu scene paling kocak juga, biksunya bodorrr..

Overall tanpa banyak mikir, film ini sangat menghibur sekalii! Karena ketawa segar akan lo dapatkan, apalagi lihat si Davika Hoorne yang cantik dan Mario Laurer yang manja banget, dan tak ketinggalan 4 temannya yang benar-benar GWOOOOONNNNGGG! bikin perut bergetar!

Jadi jangan keburu bilang lo gak suka film horor tapi suka film komedi, lo PASTI SUKA YANG SATU INI!
Bahkan sampai sebuah produk shampoo internasional memakai tema film ini sebagai iklan versi Thailand, coba liat videonya deh: 

I rated this movie: 4 to 5 stars!



Thursday, October 10, 2013

Kuburkan Mimpimu

Elo cuma punya 1 tindakan buat mimpi-mimpi lo: Kuburkan. 

Tapi lo punya dua pilihan setelah menguburnya. Satu, membiarkan mimpi itu tetap mati. Atau dua, memupuk dan merawatnya sampai mimpi lo bener-bener tumbuh dengan kuat dan besar. 

Ketika mimpi lo menjadi besar, siapa yang paling untung? Satu, elo yang bisa memetik hasil buahnya. Dua, mereka yang ada di sekitar lo. Bisa bernaung dibawah lo, menjadi tempat yang diandalkan (dalam artian positif). 

Saat ini gue punya mimpi, mimpi yang nggak hanya dimiliki oleh diri gue sendiri, tapi juga orangtua, dan orang-orang terdekat gue.

Jadi, kuburkanlah mimpi-mimpi lo. Tapi jangan lupa untuk disiram, dipupuk, dan dirawat agar tumbuh dengan baik dan bisa lo petik hasilnya di kemudian hari.


Sunday, August 11, 2013

Berfotolah!

"A picture can describe a thousand words."

Ketika gue berkunjung ke rumah seorang keluarga, kadang ada kebiasaan yg selalu gue lakukan yaitu melihat-lihat foto yg nempel di tembok rumah keluarga itu. Foto bagi gue dan kebanyakan orang adalah salah satu hasil rekaman kehidupan supaya kita selalu ingat akan memori yg terukir di dalamnya. Seperti kalau kamu pernah nonton film Seventeen Again, atau serial Proposal Daisakusen, kadang jadi mikir, apa aja yang mereka lakukan dan bicarakan pada saat pengambilan gambar tsb. Dengan kata lain, hanya dengan satu jepretan, gambar tsb bisa memainkan akal dan pikiran orang ketika melihatnya, dengan intepretasi yg berbeda pada setiap penyaksinya. Salam sebuah foto penuh senyuman keluarga, kita nggak tau kan apa yg terjadi dalam prosesnya. Bisa aja mereka sebelumnya ribut karena berbeda pendapat mengenai kostum, tempat pengambilan gambar, atau proses make up yg terlalu lama? Ya nggak?


Bagi keluarga gue sendiri, foto keluarga tidak termasuk dalam agenda kami. Jangankan untuk foto keluarga, bisa sekolah terus hingga kuliah saja rasanya sudah syukur alhamdulilah. Maka itu, kami tidak punya foto dengan personil lengkap yaitu Bapak, Ibu, tiga kakak, dan saya. Seringkali kami foto hanya berempat, paling banyak berlima, karena satu orang berhalangan. Kadang malah kelebihan personil, karena menumpang pada momen foto orang lain. Dulu sih, waktu jaman kakak-kakak saya masih kecil, mereka sering foto berlima. Namun ketika gue lahir, rasanya momen foto rame-rame semakin jarang terjadi, mengingat kebutuhan untuk sekolah sangat besar (ketiga kakak saya kuliah dan saya sekolah SD), dan pada saat itu biaya untuk berfoto pun cukup banyak (beli film, cuci cetak).


Jadilah pada masa pertumbuhan gue, kami jarang foto keluarga.


Lalu masuk di era digital, dimana kalau kamu gak punya duit masih bisa ditahan dulu di komputer/memori kamera kamu. Nah, saat ini jaman memang sudah lebih mudah, tapi kesibukan yg mengiringi kami berempat membuat kami juga tak terlalu memikirkan foto keluarga, juga tak membuat kami memutuskan utk foto di studio, melainkan memanfaatkan momen pernikahan sebagai ajang foto, dan dirasa cukup. Namun lagi-lagi, kami selalu mengalami kelebihan dan kekurangan personil.


Hingga akhirnya waktu menyedihkan itu datang, ketika Bapak pergi meninggalkan kami.


Setelah kepergian Bapak, kami sering bertemu dalam momen doa, nyekar, dll. Perekonomian dan teknologi juga semakin maju, kualitas gambar dari tarikan kamera sebuah handphone pun semakin cemerlang, dan akhirnya kami berhasil foto keluarga.


Tanpa Bapak.


Foto itu tidak akan pernah lengkap karena tak akan ada kehadiran fisik seorang Bapak dalam barisan keluarga kami.


Sampai sekarang, sering gue menyesali, betapa gue sangat menyia-nyiakan 21 tahun untuk nggak foto bareng Bapak.


Jadi, buat kamu yg masih punya keluarga utuh, sebelum kalian sibuk, yuk.. Ambil satu hari kalian untuk foto bersama di sebuah studio, supaya ada satu memori yg indah tentang keluarga. Yang bisa kamu saksikan terus dan menjadi motivasi dalam setiap langkah hidup kamu. Gue yakin hal ini: setiap gue menghadapi masalah, hanya dengan menatap foto keluarga, setengah dari rasa kalut gue akan pergi dibawa oleh rasa bahagia bahwa keluarga akan selalu mendukung salam setiap langkah gue.

Dan inilah foto keluarga yg diambil sehari sesudah "rumah baru" Bapak dibangun:



Saturday, January 5, 2013

Resolusi 2013: #1HariTanpaKacamata

Hari ini gue lagi leyeh-leyeh sambil bengong geje, nikmatin hari libur sambil istirahatin badan. Pasalnya, kemarin gue bareng divisi kantor gue abis outbound di Ancol, super capek dan ujan-ujanan (minta sakit lagi kali) jadi gue putuskan memaksimalkan hari ini buat sante kayak di pante.

OKEH! Seharian di rumah emang nikmatnya tiada tara. Gue kalo di rumah udah paling males utk pakai kacamata, sampai akhirnya.. Gue memutuskan untuk membuat resolusi tahun ini yaitu 1 HARI TANPA KACAMATA. Alasannya sederhana aja sih, enak cuy! Lega kayaknya ga ada yg nangkring di hidung gue, gerak juga lebih bebas.. Gue akan membuat ini jadi kebiasaan, siapa tau minus gue juga bisa jadi berkurang, yakali.

Lagipula ngga pake kacamata itu kan tandanya lo menikmati istirahat lo, lo nggak kerja saat weekend, is it nice toh?

So, what is your objective in 2013?