Sunday, September 20, 2015

Belajar Bahasa Italia di IIC Jakarta

Kata orang, nggak pernah ada waktu terlambat untuk belajar. 

Ya emang.

Di awal tahun 2015, gue rada bosan sama rutinitas kerja-makan-tidur dari Senin sampai Jumat. Gue merasa perlu ikut kegiatan yang bisa bawa perubahan (lebih maju), yang memang bisa menghibur gue dari kepenatan kerja. Mulai berpikir.. Mau les balet, badan udah kaku. Mau les piano, pianonya ngga punya, jadi ngga bisa latian sendiri juga di rumah. 

Terus apa ya? 

Tiba-tiba gue inget, dulu gue punya keinginan besar untuk tahu lebih banyak tentang negara favorit gue nomor dua setelah Indonesia. Dialah negeri cantik, Italia. 

Apakah kemudian gue langsung resign dan beli tiket untuk hijrah ke Italia? Oh, tentu tidak. Tidak semudah itu. Alih-alih yang namanya 'bak gayung bersambut', gue dapet info dari pusat kebudayaan Italia alias Istituto Italiano di Cultura Jakarta, kalau mereka sedang membuka pendaftaran kelas baru. WAH KAN KEBETULAN! 

Dan jadilah, singkat cerita, tanggal 20 Januari 2015 gue resmi jadi 'la studentessa di corso lingua italiana'

Dengan hati deg-degan penuh rasa penasaran, gue menghadiri kelas pertama gue yang cuma berisi 7 orang (kebanyakan pada ambil kelas sore, nah gue kelas malam). Sapaan pertama pak guru cukup awkward dan bikin kikuk-kikuk gitu deh. 

"Buona sera a tutti!" kata guru gue dengan penuh semangat.

........ Krik.

Ternyata kita nggak ada yang jawab sambutan itu. Gue sebenernya mau aja nyahut (udah belajar dikit-dikit sambil baca kan), tapi gengsi kan sendirian. Jadinya malah kayak orang bego kita semua hahaha.

Kelas berjalan begitu menyenangkan. Segala sesuatu di awal memang menyenangkan yah. Ditambah lagi kita mencintai apa yang sedang kita lakukan. Sempurna banget dan nggak ada alasan untuk malas dan bermuram durja. 

Satu term level A1A dilalui dengan mudah walaupun rada penuh drama saat ujian. Karena belum biasa jek! 

Ini temen-temen sekelas gue di A1A yang manis-manis kayak gulali dikasih aspartamine:

foto di hari terakhir belajar di A1A
muke gile abis ujian

Setelah melewati fase pertama di A1A, gue meneruskan ke level A1B. Beberapa teman ada yang 'gugur' alias nggak nerusin, jadilah gue tinggal bertiga dan digabung dengan kelas lain yang ternyata personilnya mostly cewek (lakinya cuma satu), yang juga nggak kalah seru ributnya! XD

kelas hari terakhir di A1B


Ibarat sekolah yang makin naik kelas makin susah pelajarannya, ini juga sama! Belajar tata bahasa Italia yang kadang bikin dahi berkerenyit, ngga masuk logika bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris (hahaha). Tapi beruntungnya, bahasa Italia mudah untuk dibaca, apa yang ditulis itulah bunyinya. Ditambah lagi, kami di kelas sering juga untuk belajar listening lagu, yang mana buat gue ini sangat sangat-SANGAT MENYENANGKAN karena gue juga suka mendengarkan lagu-lagu pop Italia.

Guru gue yang baik hati, Mas Ray, selain mengajar bahasa, juga banyak cerita tentang kehidupan di Italia (secara dia udah pernah tinggal di Italia juga), jadi banyak hal seru yang semakin gue tahu tentang Italia, setelah ikut kursus gaul nan ciamik ini.

3 hal yang udah gue catat di kepala berkat ceritanya Mas Ray:
1. Italians adalah orang yang gemar menikmati hidup. Berpegang pada prinsip "la dolce vita" atau indahnya kehidupan, maka mereka menjalankan hari-harinya dengan bergaya hidup-ngga-usah-ngoyo-lah-ya. Ngupi pagi adalah wajib hukumnya. Bahkan ada saatnya kantor bank bisa istirahatnya luamaaaa banget karena si pegawai harus makan siang, dan you know, makan siang ala Italia bisa ngabisin waktu kurang lebih 1,5 jam.
Terus juga ada prinsip "dolce fare niente" atau indahnya nggak ngapa-ngapain, hidup bukan soal perihal kerja-pulang-tidur-besok kerja lagi, tapi ada perlunya kita berhenti di satu waktu untuk menyesap setiap detik kebebasan tanpa mengerjakan sesuatu.
Ketika mendengar dua prinsip ini, gue langsung pengin teriak sama orang Italia, COCOK! Setuju dan sesuai dengan kepribadian gue.

2.. Mereka pantang untuk terlihat buruk, alias "fare brutta figura". Liat aja, walaupun minumnya wine mulu (ada vino rosso, vino bianco, kurang vino g bastian aja), tapi mereka pantang untuk terlihat mabuk apalagi muntah saat party. Jadi nggak heran kalau lihat mereka selalu berpenampilan rapi jali klimis licin necis, karena jelek itu haram hukumnya!
Kecuali memang jelek dari sananya, tapi kan bisa didempul yah?

3. Banyak bahasa serapan yang digunakan di dunia, berasal dari bahasa Italia. Well, sebenernya bahasa Latin sih, secara Latin kan jadi bahasa internasional-nya di bidang ilmiah. Gue sendiri sering dengar bahasa Italia/Latin saat misa di gereja atau di paduan suara (atau pas nonton film tentang mafia). Contoh serapannya, foglio menjadi folio, nipoti adalah asal kata dari nepotisme, dsb.

dan lain-lain.

Oiya, selain belajar, IIC Jakarta juga sering (banget!) mengadakan acara di auditoriumnya, antara lain konser musik, launching buku atau pendidikan, juga pemutaran film Italia yang rutin diadakan setiap Jumat malam. Bahkan kalau lagi musim sepakbola, ada juga kegiatan nobar bola yang dimotori oleh fanbase klub-klub bola Italia di Jakarta yang pastinya rame dan serunya ngalahin stadion San Siro! 

Kesimpulannya, belajar budaya negara lain benar-benar membuka wawasan tentang kehidupan di luar sana, yang efeknya adalah, kita semakin pinter dan paham bahwa manusia yang jumlahnya 7 milyar ini benar-benar diciptakan berbeda, supaya ngga bosen bumi ini cul!

Buat kamu yang tertarik untuk ambil kelas di IIC Jakarta ketimbang cuma tahu Ciao Bella-nya Syahrini doang, mending tanya infonya disini:

ISTITUTO ITALIANO DI CULTURA JAKARTA
Jl. HOS Cokroaminoto 117 Menteng, Jakarta Pusat 10310

FB Fanpage: Istituto Italiano di Cultura Jakarta
Twitter: @IICJakarta
Website: www.iicjakarta.esteri.it

CI VEDIAMO PRESTO!