Monday, July 12, 2010

Antara si Ilmu dan si Iman : Keduanya Punya Persamaan

Pernah mendengar istilah “Posisi menentukan prestasi”?

Ungkapan ini seringkali diucapkan kala kita sedang mengomentari kebiasaan anak sekolah yang pada awal tahun ajaran baru, mereka biasanya berebut posisi bangku kelas antar teman-temannya. Ada yang memilih untuk duduk di depan, dengan alasan supaya dapat lebih konsentrasi mendengarkan penjelasan guru. Namun ada pula yang memilih untuk duduk di belakang, dengan tujuan supaya dapat lebih leluasa mengobrol. Hasilnya bisa ditebak bahwa “posisi menentukan prestasi” tak hanya sekedar ungkapan kosong belaka, karena pada umumnya yang memperoleh nilai tinggi di kelas adalah anak-anak yang duduk di deretan depan bangku kelas.

Hari Sabtu kemarin, seperti biasa saya menghadiri misa di sebuah gereja kecil dan duduk di barisan belakang. Tidak paling belakang, karena masih ada anak-anak remaja sekitar usia belasan tahun duduk di deretan bangku setelah tempat saya duduk. Saya sedikit gusar pada waktu itu karena sepanjang misa mereka tak henti-hentinya mengobrol dan membicarakan sesuatu yang menurut saya tidak penting dan sebenarnya bisa ditunda sampai setelah misa. Alhasil, saya jadi tidak konsentrasi berdoa akibat suara-suara bising di belakang kuping saya.

Begitupun saat saya kuliah. Akhir-akhir ini entah kenapa ketika kuliah berlangsung, saya duduk di deretan ketiga dari depan. Di belakang saya ada beberapa teman yang juga sama seperti bocah remaja yang saya temui waktu di gereja, yaitu sepanjang waktu mengobrol (hehehe, untuk teman-teman yang merasa duduk di belakang saya, anggapsaja ini sedikit keluhan dan kritik dari lubuk hati saya yang paling dalam). Hasilnya pun sama, saya jadi tidak bisa menerima materi-materi yang diterangkan oleh dosen, serta parahnya lagi, hal ini malah membuat saya jadi malas mendengarkan dosen dan memilih untuk tidur saja di dalam kelas.

Dari kedua kasus tersebut, setelah dipikir lebih lanjut, saya jadi memahami makna sesungguhnya dari ungkapan yang telah disebutkan diatas. Saya diajak kembali menelusuri tujuan awal dari kedatangan saya ke gereja dan kampus. Pertanyaan itu hanya satu : Apa yang ingin hendak dicapai ketika datang ke gereja/kampus? Ingin menuntut ilmu? Ingin mengembangkan iman? Atau hanya ingin bermain dan berjumpa dengan teman-teman? (loh, pertanyaannya koq jadi beranak cucu ya) Kalau memang tujuannya ingin menuntut ilmu atau mengembangkan iman, mengapa sejak awal tidak duduk di depan? Padahal saya pun juga tahu kalau duduk di belakang itu sudah pasti gangguan-gangguan itu akan menyapa walaupun tidak menghampiri kita. Kegiatan adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah mungkin bisa kita gunakan sebagai contoh bahwa kalau memang kita ingin mencapai tujuan awal kita datang ke tempat tersebut, carilah tempat yang nyaman menurut kita dan sekiranya dapat membantu untuk mewujudkan tujuan awal itu.

Selamat mencoba menjadi yang terdepan!

No comments:

Post a Comment